Friday, November 6, 2015

PROPOSAL MINUMAN KERAS DI KALANGAN REMAJA

  1. Latar Belakang
Miras merupakan zat adiktif yang perlu untuk dikaji dan memerlukan perhatian secara mendalam. Berdasarkan laporan Badan Narkotika Nasional. Maju menunjukkan bahwa prosentase penggunaan miras menunjukkan prosentase yang semakin mengkawatirkan. Diiketahui bahwa 52 % remaja usia 14 tahun dan sebanyak 80% remaja usia 18 tahun telah mencoba atau meminum miras hingga mabuk.

Kebiasan minum-minuman keras pada remaja dipengaruhi oleh berapa faktor yaitu faktor internal individu akibat nilai religius yang rendah, dan faktor kesenangan; dan faktor eksternal yang terdiri dari pola asuh orang tua, lingkungan tempat tinggal, sekolah, teman-teman sebaya dan factor ketersediaan fasilitas.

Faktor pola asuh orang tua menjadi sangat penting dalam menimbulkan perilaku minum minuman keras di kalangan remaja. Dukungan pola asuh orang tua yang cenderung tidak adekuat diberikan pada anak remaja, dapat menjadi pemicu terjadinya perilaku yang tidak baik pada anak remaja. Hal ini terjadi karena remaja adalah seorang idealis artinya remaja memandang dunianya seperti apa yang diinginkannya bukan sebagaimana adanya. Karenaya remaja sering bermimpi yang sering membuatnya marah dan cepat tersinggung bahkan frustrasi. Akibatnya remaja menjadi kecewa dengan kondisi keluarganya yang dianggap tidak memberikan dukungan.

Remaja yang merasa kecewa dengan kondisi keluarga sering mencari sumber dan contoh di luar lingkungan keluarganya. Remaja menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja demi hubungan dengan teman-temannya dan kelompok sebayanya dibandingkan dengan keluarganya. Pada kondisi seperti ini kadang dukungan atau sumber yang diberikan oleh lingkungan di luar rumahnya tidak mampu menimbulkan kepuasan.

Akibatnya remaja menjadi labil dan mudah terseret perilaku yang tidak sehat termasuk perilaku minum-minuman keras (alkohol). Parahnya lagi, minuman keras yang diminum tidak hanya menimbulkan ketergantungan akan zat alkoholnya, namun juga ketergantungan pada kelompok sebagai tanda rasa “diakui” karena memiliki identitas yang sama dengan mereka Sikap orangtua yang terlalu cuek dalam membiarkan anaknya dalam bergaul merupakan hal yang sangat fatal bagi pergaulan anak remaja.
  1. Maksud dan Tujuan Kegiatan
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku minum minuman keras di kalangan remaja.
2. Tujuan khusus
  1. Mendeskripsikan pola asuh orangtua terkait dengan perilaku minum keras.
  2. Mendeskripsikan perilaku minum minuman keras pada remaja.
  3. Menganalisis hubungan pola asuh dengan perilaku penyalahgunaan miras pada remaja.
  1. Manfaat Kegiatan
1. Bagi perawat
  1. Memperoleh informasi dalam mencegah perilaku penyalahgunaan minum-minuman keras.
  2. Mendapatkan cara pendekatan yang efektif dalam nencegah perilaku minum-minuman keras.
  3. Sebagai kajian perawat dalam upaya memperbaiki pola asuh orang tua dalam mencegah perilaku penyalahgunaan minum-minuman keras.
2. Bagi remaja
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang pentingnya pola asuh orangtua untuk perilaku remaja khususnya dalam hal minum minuman keras.
3. Bagi keluarga
Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki pemberian pola asuh yang adekuat pada remaja agar tidak terjerumus dalam perilaku minum minuman keras.
4. Bagi Masyarakat
Mengetahui pola asuh yang tepat dan efektif dalam mencegah perilaku penyalahgunaan minum-minuman keras.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini termasuk dalan bidang ilmu keperawatan anak dan ilmu keperawatan komunitas yang mengkaji pola asuh orang tua terhadap perilaku penyalahgunaan minuman keras.
  1. Jenis Kegiatan
Adapun jenis kegiatan yang akan kami laksanakan ialah “ Sosialisasi Tentang Dampak Minuman Keras Bagi Pelajar ”
  1. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Selasa, 04 Oktober 2011
Waktu : Pukul 08.00 sampai pukul 14.00
Tempat : Kelas III AP 1
  1. Anggaran Biaya
  1. Pemasukan
  1. Bendahara Kelas : Rp. 63.000
  2. Swadaya Siswa : Rp. 80.000
  3. Bantuan Sekolah : Rp. 100.000
Jumlah : Rp. 243.000
  1. Pengeluaran
  1. ATK : Rp. 10.000
  2. Pengetikan Proposal : Rp. 14.500
  3. Penjilidan : Rp. 2.000
  4. Konsumsi : Rp. 180.000
  5. Pelaporan : Rp. 24.500
  6. Dokumentasi : Rp. 7.000
  7. Biaya Lain : Rp. 5.000
Jumlah : Rp. 243.000
  1. Pengorganisasian
PENASEHAT : Drs. H. M. ARSYAD
Penanggung Jawab : RAHMAWATI, S.Pd
Panitia
Ketua : Ardiatman
Sekretaris 1 : Agustina
Sekretaris 2 : Ade Melinda
Bendahara : Abd Rahman
  1. HARAPAN
Kami mengharapkan bantuan dan partisipasi semua pihak untuk menunjang kegiatan sosialisasi ini sesuai dengan harapan kita semua. Dan juga kami mengharapkan semoga rencana ini dapat terlaksana dengan baik dan hasilnya memuaskan.
  1. Penutup
Demikianlah Proposal ini kami buat untuk dijadikan sebagai Acuan dan Pertimbangan dalam kegiatan ini, atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan banyak terima kasih sempoga kegiatan yang kami lakukukan dan pihak yang membantu kami dalam kegiatan ini mendapat Ridha dari ALLAH SWT. Amin

Sinjai, 4 Oktober 2011
PANITIA PELAKSANA

                             Ketua                                                                                    Sekretaris



                    Andi Ardiatman                                                                           Agustina


MENGETAHUI

Penasehat




Drs. H. M. ARSYAD









MAKALAH PENELITIAN BAHAYA MEROKOK BAGI PELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar. Studi menunjukkan bahwa siswa lebih mungkin untuk merokok daripada orang dewasa. Apalagi berdasarkan hasil riset terbaru mengatakan bahwa remaja merokok setiap tahun semakin meningkat. Pada umumnya mereka mengaku sudah mulai merokok antara usia 9 hingga 12 tahun.
Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman. Bahaya merokok bagi pelajar diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut penuaan dini.
Merokok merupakan kebiasaaan buruk yang dilakukan sejak zaman ditemukannya tembakau, Pada awalnya merokok hanya bertujuan untuk menghangatkan tubuh. Namun, lama kelamaan kebiasaan itu menjadi berubah tujuan yaitu sebagai kebutuhan yang tidak bisa ditingggalkan atau dapat dikatakan kecanduan. Dalam event apapun, rokok selalu menjadi penyandang dana, sehingga kehadiran rokok seakan-akan menjadi hal yang legal dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Terutama dari kaum lelaki, karena merekalah orang-orang yang suka mengkonsumsi rokok,namun meskipun demikian, tidak semua kaum lelaki suka akan hal itu.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat di identifikasi topik-topik permasalahan yang berhubungan dengan “Dampak Merokok Bagi Pelajar” yaitu sebagai berikut :
  1. Apa akibat merokok bagi pelajar ?
  2. Apa bahaya kebiasaan merokok bagi pelajar ?
  3. Zat kimia apa saja yang terdapat dalam rokok ?
  4. Apa dampak merokok bagi kesehatan ?
  5. Bagaimana cara mengatasi kebiasaan merokok bagi pelajar ?
1.3 Batasan Masalah
Dari beberapa identifikasi masalah diatas agar pembahasan lebih fokus pada materi dan tidak menyimpan dari topik permasalahan di batasi hanya pada “Dampak Merokok Bagi Pelajar ”.
1.4 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu bahaya kebiasaan merokok bagi pelajar, serta pengaruh dan cara menanggulanganinya.

1.5 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar “Dampak yang ditimbilkan dari kebiasaan merokok bagi pelajar” di Sinjai dilhat dari berbagai sudut pandang dan kesehatan. Adapun manfaatnya yaitu agar para pelajar segera menghentikan kebiasaannya merokok karena dapat mengancam jiwanya.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Akibat Merokok bagi Pelajar
Manfaat Menjaga Kesehatan Diri. Setiap orang harus menjaga kesehatannya supaya memiliki jasmani dan rohani yang kuat dan sehat, sehingga dapat menjalani hidup dan kehidupannya. Untuk menjaga jasmani yang kuat dan sehat diperlukan rohani yang kuat dan sehat pula artinya rohani yang tidak mudah tergoda oleh berbagai godaan yang dapat menjerumuskan diri pada perbuatan yang merusak jasmani.
Olahraga menjadi faktor pendukung dalam menjaga kesehatan diri sendiri. Salah satu hal yang menjadi faktor rusaknya kesehatan jasmani dan rohani adalah merokok . Kita harus berpikir jauh ke depan bahwa merokok dapat merusak kesehatan. Caranya dengan menghindari mengkonsumsi atau melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan, seperti merokok. Karena kebiasaan merokok dapat mengakibatkan ketergantungan yang dapat menganggu kesehatan.
Rokok sendiri adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah . Dan merokok pada awalnya adalah keperluan spiritual, seperti memuja dewa atau roh dari suku bangsa Indian di Amerika.
2.2 Bahaya Kebiasaan Merokok bagi Pelajar
Saat ini, terdapat 1.100 juta penghisap rokok di dunia. Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah hingga mencapai 1.640 juta orang. Setiap tahunnya, 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang berhubungan dengan tembakau. Tahun 2030, gambaran ini akan meningkat mencapai angka 10 juta.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau apabila konsumsi tembakau tidak dihentikan Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, karena di dalam rokok sendiri terdapat ribuan unsur zat kimia yang terkandung. Dengan merokok, sama saja dengan menggunakan zat kimia secara tidak langsung dan juga menghancurkan organ-organ tubuh. Secara garis besarnya, merokok dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Berdasarkan penelitian dokter, berbagai jenis-jenis kerugian merokok yaitu :
  • Timbulnya penyakit kanker (kanker darah, kanker otak, kanker kulit)
  • Terjangkitnya penyakit jantung (kelainan jantung)
  • Timbulnya bercak-bercak di paru-paru (paru-paru berlubang)
    Penyakit ginjal (karena tidak berfungsinya ginjal)

Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman. Diperoleh dari hasil angket Yayasan Jantung Indonesia sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman.
Sehingga Yayasan Jantung Indonesia mendapat kesimpulan :
  1. Dengan merokok dapat membuat pandai bergaul
  2. Orang yang merokok terkesan lebih keren
  3. Merokok meningkatkan prestasi belajar
  4. Merokok dapat menghangatkan tubuh
  5. Merokok membuat kelihatan dewasa
  6. Merokok membuat penampilan lebih keren.
Hasil kesimpulan itu tidak benar, karena orang merokok tidak akan mungkin mendapat prestasi, penampilan dan lain sebagainya. Justru orang yang merokok mukanya terlihat pucat, mata agak merah dan berair, giginya kuning kehitam-hitaman, bibirnya tidak merah terang agak kehitaman, bau mulut dan bau badan. Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 402/Tahun 1990 yang isinya bahwa sekolah di DKI Jakarta bebas rokok. Berdasarkan Peraturan daerah No.2 tahun 2005 ditetapkan larangan merokok di tempat-tempat umum di DKI Jakarta. Pemerintah juga diharapkan membuat kebijakan mengenai distribusi dan promosi rokok di masyarakat, karena menurut hasil survei Sensus Nasional tahun 2004 jumlah perokok di usia 19 tahun meningkat menjadi 78,2% dari 68,8% pada tahun 2001.
Asap rokok membahayakan bagi yang menghirup, menghisap atau terhisap, karena setiap asap rokok mengandung kurang lebih 4000 unsur zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.


2.3 Pengaruh Rokok Bagi Kesehatan
Secara khusus tembakau menimbulkan dampak-dampak negatif, khususnya bagi perempuan, antara lain :
  1. Penelitian Joseph Cullman terhadap 17.000 perempuan hamil dan bayi yang baru lahir di Inggris menunjukkan bahwa bayi dari perempuan yang merokok memiliki peluang lebih besar untuk memiliki berat tubuh lebih rendah dan beresiko tinggi untuk lahir hidup atau, kalaupun bertahan hidup paling lama 28 hari
  2. Merokok penyebab utama kanker tenggorokan. Sekitar 90 persen kematian perempuan yang mengidap kanker tenggorokan diakibatkan oleh kebiasaan merokok. Tahun 1950, kematian perempuan akibat kanker tenggorokan terhitung hanya 3 persen, namun pada tahun 2000 meningkat menjadi 25 persen.
  3. Perempuan merokok memiliki peningkatan resiko mengidap stroke ischemic dan peripheral vascular atherosclerosis. Penghentian kebiasaan merokok mengurangi resiko penyakit hati koroner satu hingga dua tahun setelah berhenti merokok
  4. Beberapa penelitian menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan gangguan fungsi menstruasi, misalnya rasa nyeri dan menstruasi yang tidak teratur. Perempuan merokok mendapatkan masa menopause lebih cepat daripada perempuan yang tidak merokok
  5. Merokok selama kehamilan beresiko terhadap pecahnya membran secara prematur, plasenta terpisah dari uterus, dan lokasi plasenta yang tidak normal
  6. Perempuan merokok lebih cepat mengalami kerapuhan tulang.


2.4 Upaya Pemerintah dalam Mencegah Kebiasaan Merokok bagi Pelajar
Untuk itu, berbagai langkah perlu segera dilakukan pemerintah, baik upaya penanganan terhadap zona perokok aktif maupun pasif. Langkah-langkah tersebut bisa ditempuh dengan :
  1. Membuat dan memasukkan materi bahaya merokok pada kurikulum di sekolah dasar dan menengah, sekolah kedokteran atau sekolah paramedic;
  2. Membuat kegiatan yang mendukung antirokok dan bahaya merokok pada usia sekolah;
  3. Membangkitkan kesadaran tentang bahaya merokok, kecanduan rokok, dampak sosial ekonomi akibat rokok pada publik (terutama anak-anak dan remaja);
  4. Melakukan counter marketing guna mengurangi atau meniadakan keterlibatan industri rokok, terutama pada usia anak dan remaja.
2.5 Strategi Mengatasi Kebiasaan Merokok bagi Pelajar
Memang sangat sulit untuk dapat mengatasi kebiasaan merokok bagi individu yang benar benar mengalami ketergantungan rokok. Namun, tak mustahil masalah itu dapat diatasi dengan baik bila ada kemauan (tekad) yang kuat bagi individu yang bersangkutan. Rasanya, pengetahuan saja tidak cukup. Perlu ada tindakan nyata untuk melakukan komitment tersebut.
Cara untuk mengatasi kebiasaan merokok bagi pelajar yaitu sebagai berikut :
  1. Pemantauan diri (self monitoring) adalah kemampuan individu untuk mengamati dan mengevaluasi sudah sampai sejauh mana dirinya memiliki perilaku kebiasaan merokok. Apakah tergolong ringan, sedang, atau berat. Barapa batang, bungkus atau (packslop) rokok yang dihisap tiap hari, seminggu, bulan? Berapa biaya yang dibutuhkan untuk membwli rokok tersebut? Bagaimana kondisi kesehatan yang dialami selama merokok dan bagaimana dengan orang lain yang tidak merokok. Apakah ada perbedaannya atau tidak? Pemantauan diri yang baik akan menumbuhkan kesadaran yang mendorong individu pada suatu pertobatan. Artinya, individu menyadari akan akibat-akibat buruk yang dapat merugikan diri sendiri baik secara financial maupun kesehatamn. Dengan kesadaran tersebut, akhirnya individu mau mengambil komitmen untuk menghentikan kebiasaan merokok tersebut. Bola pemantauan diri tak sampai menumbuhkan suatu kesadaran dan komitmen untuk berhenti, berarti individu telah gagal dalam melakukan pemantauan diri.
  2. Kontrol stimulus (Stimulus control) adalah bagaimana upaya individu untuk mengatur dan mengontrol rangsangan yang muncul dari dalam diri atau luar dirinya. Mampukah ia mnegatur agar dirinya tidak dikuasai oleh rangsangan tersebut? Dapatkah dirinya berkuasa atas apa yang berasal dari luar dirinya? Misalnya, dari teman,teman kerja, atau lingkungan masyarakat. Bila ia mampu mengontrol, perlu dilakukan secara terus menerus agar tercapai kebiasaan perilaku yang benbas rokok. Control stimulus yang baik ditandai dengan sikap asertif, yaitu keberanian untuk menolak tawaran tawaran yang berasal dari lingkungan eksternal, yang cenderung mengajak individu untuk merokok. Kegagalan untuk bersikap asertif cenderung akan merugikan diri individu yang bersangkutan. Untuk itu, psikolog perlu membantu pengembangan diri bagi kelompok individu yang tak mapu bersikap asertif agar dapat melakukan tindakan dan sikap asertif.
  3. Mengganti respons (response substitution) adalah kemampuan individu mengganti respons ketika menghadapi suatu rangsangnan yang mengarahkan dirinya merokok. Bila rangsangan itu muncul (baik dari dalam diri maupun dari orang lain), individu segera memutuskan untuk tidak menurutinya, tetapi diganti dengan perilaku lain. Misalnya, dirinya terdorong untuk merokok maka ia perlu memakan permen atau gula gula.
  4. Melakuakan kontrak perjanjian (contingency contracting) dengan orang lain, yaitu suartu kesepakatan yang dibuat antara dirinya dan orang lain dengan tujuan untuk menghentikan kebiasaan merokok. Orang lain bisa teman sendiri, orang tua atau tenaga professional. Sering kali yang terjadi ketika individu mengadakan perjanjian dengan teman atau orang tua, banyak dilanggarnya. Namun, untuk efektifitasnya, perlu perjanjian dengan ahli professional (dokter,psikolog) agar ia dapat benar benar menepati janji tersebut secara efektif.

BAB III
METODE PENULISAN
Setting Penelitian
A. Tempat
Perolehan data saya dapatkan di dua tempat yang berbeda yaitu di dalam sekolah ( SMK Negeri 1 Sinjai ) pada saat istirahat. Dan di luar sekolah melalui wawancara dari narasumber yang sering merokok.
B. Waktu
Data yang di peroleh dari sekolah tepatnya :
  1. Senin, 20 Februari 2012, pukul 10.15 - 10.30
  2. Selasa, 21 Februari 2012, pukul 10.15 - 10.30
  3. Rabu, 22 Februari 2012, pukul 10.15 - 10.30
Sedangkan data yang di peroleh dari luar sekolah melalui wawancara dilakukan tiga kali dengan narasumber yang berbeda sebagai berikut :
  • Jumat, 24 Februari 2012, pukul 15.45 - Selesai
Nama : Nasrullah
Pekerjaan : Pegawai kantor
  • Minggu, 26 Februari 2012, pukul 08.50 - Selesai
Nama : Zainal Abidin
Pekerjaan : Guru
  • Selasa, 28 Februari 2012, Pukul 15.45 - Selesai
Nama : Fauzan
Pekerjaan : Wiraswasta
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian 
Sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan dari 10 orang siswa SMK Negeri 1 Sinjai yang mewakili seluruh siswa maka dapat dirumuskan yaitu : 95% siswa SMK merokok terutama laki-laki dan perempuannya hanya 1%. Alasanya yaitu untuk menghilankan sters. Sedankan yang kami dapat dari luar sekolah dari 3 orang yang mewakili maka dapat dirumuskan yaitu : 98% semua ornag yang telah bekerja merokok.


BAB V
PENUTUP
  1. Kesimpilan
Jenis strategi mana yang dianggap paling efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok? Hal ini sulit dijawab secara tepat. Jenis strategi apa yang sebenarnya dianggap baik, tetapi hal itu dianggap tidak baik (tidak efektif) apabila tidak disertai kesadaran diri dan motivasi internal untuk menghentikan kebiasaan merokok (kebiasaan buruknya). Mungkin seseorang menggunakan strategi sederhana, tetapi dari dalam dirinya sudah ada kemauan (niat) yang kuat untuk menghentikan kebiasaan merokok sehingga strategi tersebut di anggap lebih baik (efektif). Jadi, peran dari individu yang bersangkutan itulah yang memegang peran penting tercapainya tujuan untuk menghentikan kebiasaan merokok.
  1. Saran
Kami harapan agar produksi dibatasi agar tidak merusak generasi penerus bangsa dan pemerintah segara mengambil kebijakan dengan mengeluarkan peraturan tentang bahaya merokok di tempat umum.
DAFTAR PUSTAKA
http://jenius pemalas.blogspot.com/2009/bahaya-merokok-bagi-pelajar.html
http://bahaya merokok.net/2009/bahaya-merokok-bagi-pelajar.html
http://habibiezone.wordpress.com/2009/strategi-mengatasi-kebiasaan-merokok-bagi-pelajar.html

Tuesday, November 3, 2015

Daftar Pustaka

BAB I
PEMBAHASAN

A.    Daftar Pustaka
Dalam penulisan makalah, penulisan ilmiah, skripsi, buku dan lain-lain terdapat lembar daftar pustaka, terdapat beberapa hal terkait dengan daftar pustaka yang harus anda ketahui, antara lain :
1.      Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya. Yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun berdasarkan abjad[1]. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang dikerjakan[2].
Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.
2.      Fungsi Daftar Pustaka
Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain:
a.       Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
b.      Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
c.       Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
d.      Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.
3.      Unsur-unsur Daftar Pustaka
Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
a.       Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b.      Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c.       Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.
4.      Jenis-jenis Daftar Pustaka
a. Kelompok Textbook
Ă˜  Penulis perorangan.
Ă˜  Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor.
Ă˜  Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga.
Ă˜  Buku terjemahan.
b. Kelompok Jurnal
Ă˜  Artikel yang disusun oleh penulis.
Ă˜  Artikel yang disusun oleh lembaga.
Ă˜  Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / symposium.
c. Kelompok disertasi/tesis
d. Kelompok makalah/informasi dari Internet
5.      Penyusunan Daftar Pustaka
Penyusunan daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu dari tiga sistem berikut[3] :
a.       Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad  berdasarkan nama akhir penulis dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.
b.      Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
c.       Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor  berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.
6.      Metode Havard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic[4].
7.      Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook
a.    Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga: Nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawah), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b.    Buku terjemahan: Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawah), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
8.      Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis
a.    Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium: nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau garis bawah), kota, bulan dan tanggal penyajian.
b.    Kelompok disertasi/tesis: Nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/tesis (centang miring atau garis bawah), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.
Adapun contoh Daftar Pustaka sebagai berikut:
Ă˜ Badruldzaman, Mariam Darus, dkk., Kumpulan Makalah diskusi Mengenai PenyelesaianMasalah Kredit Macet Perbankan, Bank Indonesia, Jakarta 4-5 Oktober 1993.
Ă˜ Djumhana, Muhammad, Hukum Perbankan di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,1996.
Ă˜ Harahap, M. Yahya, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.

9.      Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
a. Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila ada nama penulis): Nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.
b. Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet[5].

BAB II
PENUTUP

B.     Kesimpulan
a.       Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya.
b.      Fungsi Daftar Pustaka
Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain:
Ă˜ Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri
Ă˜ Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
Ă˜ Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
Ă˜ Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.
c.       Unsur-unsur Daftar Pustaka
Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
Ă˜ Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
Ă˜ Judul buku, termasuk judul tambahannya.
Ă˜ Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d.      Jenis-jenis Daftar Pustaka
Ă˜ Kelompok Textbook
Ă˜ Kelompok Jurnal
Ă˜ Kelompok disertasi / tesis
Ă˜ Kelompok makalah / informasi dari Internet
e.       Penyusunan Daftar Pustaka
Ă˜ Nama dan Tahun (Name and Year System).
Ă˜ Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System).
Ă˜ Sistem Nomor (Citation Number System).
f.       Metode Havard
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis.
Ă˜ Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook
a.    Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga
b.    Buku terjemahan
Ă˜ Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis
a.       Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium
b.      Kelompok disertasi/tesis
Ă˜ Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet.
Ă˜ Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila ada nama penulis).
Ă˜ Kelompok makalah/informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis).

DAFTAR PUSTAKA


Monday, November 2, 2015

PENGORGANISASIAN

BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dahulu menetapkan misi atau maksud organisasi. Misi dalam organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai berikut :
1.    Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan
2.    Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
Unsur penting tujuan adalah :
1.    Hasil-hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang
2.    Usaha-usaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa tujuan umum/khusus, tujuan akhir/tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan strategis) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.

BAB II
PENGORGANISASIAN

A.      Pengorganisasian
1.    Pengertian
Organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Jadi secara sederhana, pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.
Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian organisasi menurut berbagai para ahli antara lain:
1.    Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2.    James D. Mooney (1974)
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.    Ralp Currier Davis (1951)
Organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah  tujuan bersama di bawah kepemimpinan.
4.    Daniel E. Griffths (1959)
Organisasi adalah seluruh orang-orang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dengan yang dikoordinasikan agar sebuah tugas dapat diselesaikan.
5.    Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

BAB III
TEORI – TEORI ORGANISASI

Teori organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi. Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan sebuah fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Revolusi Inggris. Secara umum, teori organisasi merupakan rangkuman konsep, ikhtisar, tinjauan dan pendapat yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah organisasi agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Berdasarkan perkembangannya yang dialami, teori organisasi selalu mengalami evolusi dari masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori organisasi bisa dibedakan ke dalam tiga kelompok, yakni teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.

1.    Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan kedalam teori organisasi klasik atau disebut juga “teori tradisional” atau “teori mesin”. Pada masa ini organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk lembaga. Tiap-tiap bagian organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.
Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi terdiri atas empat unsur pokok, yakni sebagai berikut :
1.    Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi
2.    Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu
3.    Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda
4.    Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.
Para penganut teori organisasi klasik meyakini bahwa organisasi bergantung pada kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi klasik kemudian berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah.


a.    Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai karakteristik-karakteristik struktural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1.    Pembagian kerja yang jelas.
2.    Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
3.    Program rasional dalam pencapaian.
4.    Sisitem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5.    System aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6.    Hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.
Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.

b.   Teori Administrasi
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.

a.    Henry Fayol
Henry Fayol seorang industralis dari perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok :
1.    Kegiatan-kegiatan tehnikal
2.    Kegiatan-kegiatan komersial
3.    Kegiatan-kegiatan finansial
4.    Kegiatan-kegiatan keamanan
5.    Kegiatan-kegiatan akutansi
6.    Kegiatan-kegiatan manajerial


Fayol mengemukakan dan membahas empat belas kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori adminstrasi, yaitu :
  1. Pembagian kerja (division work)
2.        Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3.        Disiplin (discipline)
4.        Kesatuan perintah (unity of command)
5.        Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.        Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual  interest to general interest)
7.        Balas jasa (remuneration of personnel)
8.        Sentralisasi (centralization)
9.        Rantai scalar (scalar chain)
10.    Aturan (order)
11.    Keadilan (equity)
12.    Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
13.    Inisiatif (initiative)
14.    Semangat korps (esprit de corps)

Disamping itu, fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen manajemen” yang juga dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol , yaitu :
1.    Perencanaan (planning),
2.    Pengorganisasian (organizing),
3.    Pemberian perintah (commanding),
4.    Pengkoordinasian (coordinating), dan
5.    Pengawasan (controlling)

b.   Urwick dan Gulick
Luther Gulick dan Lydall Urwick, menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua makalahnya tehnikal Problem dan The Function of Administration.


Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi, penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan, proses, personalia, dan tempat“ dan penggunaan staff. Urwick terutama melihat kesulitan-kesulitan administrasi, penerapan kaidah-kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s Technique.

c.    Mooney dan Reilly
Di Amerika Serikat, James D.Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan menerbitkan buku mereka,Onward Industry di mana buku ini mempunyai dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mereka menekankan 3(tiga) prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah:
1.    Prinsip Koordinasi
2.    Prinsip Skalar
3.    Prinsip Fungsional

c.    Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.
F.W. Taylor menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management, The Principles of Scientific yang menghasilkan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1.    Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.
2.    Mengadakan seleksi, latiahn-latiahan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
3.    Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk, mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4.    Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.

2.    Teori Neoklasik
Aliran teori organisasi Neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang tergabung dalam teori organisasi klasik tersebut dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu maupun kelompok kerja.
Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg, tertuang dalam bukunya, Psychology and Industrial Effeciency yang terbit pada 1913, dan dinilai sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik.

3.    Teori Modern
Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum memuaskan untuk tuntunan manajemen modern. Banyak kelemahan dan ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi modern pada 1950.
Teori organisasi modern ini kemudian dikenal dengan nama “Analisis Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung. Beberapa perbedaan mencolok antara teori modern dengan teori klasik adalah sebagai berikut :
1.    Teori organisasi klasik menitikberatkan pada anĂ¡lisis dan deskripsi sementara teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara menyeluruh.
2.    Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal, sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi.

Teori Organisasi di Indonesia
Organisasi di Indonesia tidak menekankan anĂ¡lisis dan deskripsi sendiri-sendiri. Selain itu, konsep dinamis, horizontal dan multidimensi yang ditujukkan sebagian besar organisasi di Indonesia semakin memperkuat pandangan bahwa teori organisasi yang diterapkan di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern.


B.       Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur  spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

Adapun faktor-faktor  utama yang menentukan  perancangan struktur organisasi sebagai berikut:
1.    Strategi  Organisasi  untuk mencapai  tujuannya. Strategi akan menjelaskan  bagaimana  aliran wewenang  dan saluran komunikasi   dapat disusun  di antara para manajer  dan bawahan.  Aliran kerja sangat  dipengaruhi strategi, sehingga  bila strategi  berubah  maka struktur  organisasi  juga  berubah.
2.    Teknologi yang digunakan.  Perbedaan teknologi  yang digunakan  untuk memproduksi barang-barang  atau jasa akan membedakan  bentuk  struktur  organisasi, sebagai contoh  perusahaan  mobil yang  mempergunakan  teknologi industri  massal akan  memerlukan tingkat  standarisasi dan spesialisasi  yanglebih tinggi  dibandingkan  perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan mode.
3.    Anggota (karyawan)  dan orang-orang  yang terlibat  dalam organisasi.  Kemampuan  mereka untuk  bekerjasama harus  diperhatikan  dalam merancang  struktur organisasi. Kebutuhan  manajer  dalam pembuatan keputusan  juga  akan mempengaruhi  saluran komunikasi, wewenang  dan hubungan di antara satuan-satuan kerja  pada rancangan struktur organisasi seperti pelanggan, supplier  dan sebagainya  perlu  dipertimbangkan dalam penyusunan  struktur.
4.    Ukuran organisasi besarnya  organisasi  secara keseluruhan maupun satuan-satuan  kerjanya akan sangat mempengaruhi  struktur  organisasi  akan semakin kompleks  dan harus  dipilih  bentuk  struktur  yang tepat.

Sedangkan unsur-unsur  struktur organisasi  terdiri dari:
1.    Spesialisasi kegiatan  berkenaan  dengan spesifikasi  tugas-tugas  individual  dan kelompok kerja  dalam organisasi  (pembagian kerja)  dan penyatuan  tugas-tugas   tersebut menjadi   satuan-satuan kerja   (departementalisasi)
2.    Standarisasi  kegiatan, merupakan  prosedur-prosedur  yang digunakan  organisasi  untukmenjamin  terlaksananya  kegiatan seperti  yang direncanakan .
3.    Koordinasi  kegiatan  menunjukan  prosedur-prosedur  yangmengintegrasikan  fungsi-fungsi satuan-satuan  kerja dalam  organisasi .
4.    Sentralisasi dan desentralisasi  pembuatan keputusan  yangmenunjukan lokasi  (letak)  kekuasaan pembuatan  keputusan.
5.    Ukuran satuan kerja menunjukan  jumlah karyawan  dalam suatu  kelompok kerja.

1.    Pembagian Kerja
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu  tidak dapat mencapai sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama  secara koopeatif dan dikoordinasikan hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut SYNERGY. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian   kerja (divisi of labor) yang memungkinkan Synergi terjadi.
Sebagai contoh, pembagian  kerja dalam team  sepak bola : dimana ada  manajer tim, kepala  pelatih, asisten pelatih,  dokter tim,  penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini  efektif  karena hanya bila  hanya komponen  kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan  kualifikasi personalia  yang rendah digunakan dan latihan  jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang percuma  dari komponen pekerja  yang besar diminimumkan. Lebih dari itu  pembagian  pekerjaan  mengarahkan   penanaman  pada peralatan dan  mesin-mesin  yang efisien  untuk meningkatkan produktivitas.
Namun demikian,  beberapa penulis  telah  menunjukan adanya  konsekuensi-konsekuensi  pada perilaku  karyawan  sehubungan   dengan pembagian kerja   bila hal ini dilaksanakan   secara ekstrim  ini akan menimbulkan kebosanan  keletihan,  monoton dan kehilangan motivasi  yang dapat  menghasilkan  ketidak efisienan  dan bukan efisiensi.

Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
1.    Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2.    Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
3.    Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
4.    Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
5.    Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam suatu organisasi, yakni:
      Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi tersebut.
      Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya.
      Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
      Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.

2.    Bentuk-Bentuk Organisasi
Ada beberapa bentuk berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim yang sudah terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena akan mengarahkan tim tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap dalam bekerja. Pengambilan keputusan dalam sebuah tim bergantung pada bagaimana cara tim tersebut akan bekerja bersama.
Ada 4 bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges, yaitu :
1.    Bentuk Piramida, merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, sederhana, jelas, dan mudah dimengerti.
2.    Bentuk Vertikal, hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan kekuasaan.
3.    Bentuk Horizontal, aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4.    Bentuk Melingkar, menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya.

Bentuk-bentuk organisasi dibedakan atas :
1.    Organisasi Fungsional
Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
2.    Organisasi Fungsional dan Garis
Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3.    Organisasi Komite
Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistik manajement.
4.    Organisasi Garis dan Staff
Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal. Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.
5.    Organisasi Matrix
Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
  Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Saran
  • Sebaiknya dalam membangun suatu organisasi haruslah mempersiapkan segalanya dengan lebih detail agar tercipta suatu orgnisasi yang dapat bertahan hingga waktu yang sangat lama.