BAB
I
PENDAHULUAN
Manusia adalah
mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur
dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan tetapi
karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu
mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari
manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
Sebelum organisasi
menentukan tujuannya, terlebih dahulu menetapkan misi atau maksud
organisasi. Misi dalam organisasi adalah maksud khas (unik) dan
mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi
lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal
produk dan pasar.
Etzioni
mendefinisikan tujuan organisasi sebagai berikut :
1.
Suatu
pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi
bermaksud untuk merealisasikan
2.
Pernyataan
tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya
Unsur penting tujuan
adalah :
1.
Hasil-hasil
akhir yang diinginkan di waktu mendatang
2.
Usaha-usaha
/ kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan
Tujuan dapat berupa
tujuan umum/khusus, tujuan akhir/tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan
strategis) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum
dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih
terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk
hirarki tujuan.
BAB II
PENGORGANISASIAN
A.
Pengorganisasian
1.
Pengertian
Organisasi adalah
suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang
diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi
ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama agar
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Jadi secara
sederhana, pengorganisasian
(Organizing)
adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.
Pengorganisasian
merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi
sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan
demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian
organisasi menurut berbagai para ahli antara lain:
1.
Organisasi
Menurut Stoner
Organisasi adalah
suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2.
James
D. Mooney (1974)
Organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.
Ralp
Currier Davis (1951)
Organisasi adalah
sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan
bersama di bawah kepemimpinan.
4.
Daniel
E. Griffths (1959)
Organisasi adalah
seluruh orang-orang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda
tetapi saling berhubungan dengan yang dikoordinasikan agar sebuah
tugas dapat diselesaikan.
5.
Chester
I. Bernard
Organisasi merupakan
suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
BAB
III
TEORI – TEORI
ORGANISASI
Teori
organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah
organisasi. Salah satu
kajian
teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah
organisasi menjalankan sebuah fungsi dan mengaktualisasikan visi dan
misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah
organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang didalamnya
maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Teori organisasi
pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Revolusi Inggris.
Secara umum, teori organisasi merupakan rangkuman konsep, ikhtisar,
tinjauan dan pendapat yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah
organisasi agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Berdasarkan
perkembangannya yang dialami, teori organisasi selalu mengalami
evolusi dari masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori
organisasi bisa dibedakan ke dalam tiga kelompok, yakni teori
organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi
modern.
1.
Teori
Organisasi Klasik
Teori organisasi
yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan kedalam teori
organisasi klasik atau disebut juga “teori tradisional” atau
“teori mesin”. Pada masa ini organisasi divisualisasikan sebagai
sekelompok orang yang membentuk lembaga. Tiap-tiap bagian organisasi
tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan
wewenang.
Dalam teori
organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi terdiri
atas empat unsur pokok, yakni sebagai berikut :
1.
Kegiatan
yang tersistem dan terkoordinasi
2.
Adanya
sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu
3.
Kerja
sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda
4.
Adanya
kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.
Para penganut teori
organisasi klasik meyakini bahwa organisasi bergantung pada
kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi
klasik kemudian berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori
birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah.
a.
Teori
Birokrasi
Teori ini
dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai
karakteristik-karakteristik struktural tertentu yang dapat
dikemukakan di setiap organisasi kompleks dan modern. Weber
mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1.
Pembagian
kerja yang jelas.
2.
Hirarki
wewenang yang dirumuskan secara baik.
3.
Program
rasional dalam pencapaian.
4.
Sisitem
prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5.
System
aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para
pemegang jabatan.
6.
Hubungan-hubungan
antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.
Jadi birokrasi
adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur
dalam organisasi.
b.
Teori
Administrasi
Teori administrasi
adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian
besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall
Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.
a.
Henry
Fayol
Henry Fayol seorang
industralis dari perancis pada tahun 1916 telah menulis
masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal
Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan
Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial
dapat dibagi menjadi enam kelompok :
1.
Kegiatan-kegiatan
tehnikal
2.
Kegiatan-kegiatan
komersial
3.
Kegiatan-kegiatan
finansial
4.
Kegiatan-kegiatan
keamanan
5.
Kegiatan-kegiatan
akutansi
6.
Kegiatan-kegiatan
manajerial
Fayol mengemukakan
dan membahas empat belas kaidah manajemen yang menjadi dasar
perkembangan teori adminstrasi, yaitu :
Pembagian kerja
(division work)
2.
Wewenang
dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3.
Disiplin
(discipline)
4.
Kesatuan
perintah (unity of command)
5.
Kesatuan
pengarahan (unity of direction)
6.
Mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of
individual interest to general interest)
7.
Balas
jasa (remuneration of personnel)
8.
Sentralisasi
(centralization)
9.
Rantai
scalar (scalar chain)
10.
Aturan
(order)
11.
Keadilan
(equity)
12.
Kelanggengan
personalia (stability of tenure of personnel)
13.
Inisiatif
(initiative)
14.
Semangat
korps (esprit de corps)
Disamping itu, fayol
memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen
manajemen” yang juga dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau
teori fungsionalisme Fayol , yaitu :
1.
Perencanaan
(planning),
2.
Pengorganisasian
(organizing),
3.
Pemberian
perintah (commanding),
4.
Pengkoordinasian
(coordinating), dan
5.
Pengawasan
(controlling)
b.
Urwick
dan Gulick
Luther Gulick dan
Lydall Urwick, menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam
menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua
makalahnya tehnikal Problem dan The Function of Administration.
Dalam
makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan
prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi,
penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan,
proses, personalia, dan tempat“ dan penggunaan staff. Urwick
terutama melihat kesulitan-kesulitan administrasi, penerapan
kaidah-kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga
dia mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang kemudian dikenal
dengan Urwick’s Technique.
c.
Mooney
dan Reilly
Di Amerika Serikat,
James D.Mooney dan Allen Reilly dalam tahun 1931 menulis dan
menerbitkan buku mereka,Onward Industry di mana buku ini mempunyai
dampak besar pada praktek manajemen di Amerika. Mereka menekankan
3(tiga) prinsip organisasi yang mereka teliti dan temukan telah
dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer,
dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah:
1.
Prinsip
Koordinasi
2.
Prinsip
Skalar
3.
Prinsip
Fungsional
c.
Manajemen
Ilmiah
Manajemen ilmiah
dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen ilmiah
masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Dalam
buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti
pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan masalah-masalah
organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat
mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.
F.W. Taylor
menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management, The
Principles of Scientific yang menghasilkan empat kaidah dasar
manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu
:
1.
Menggantikan
metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang
dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang
benar.
2.
Mengadakan
seleksi, latiahn-latiahan, dan pengembangan para karyawan secara
ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai
dengan spesialisasinya.
3.
Pengembangan
ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara
ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh
kesempatan untuk, mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara
manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
4.
Untuk
mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan
mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer
sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
2.
Teori
Neoklasik
Aliran teori
organisasi Neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan
terhadap teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang
tergabung dalam teori organisasi klasik tersebut dinilai sangat kaku
dan mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi neoklasik
memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri
anggota organisasi, baik sebagai individu maupun kelompok kerja.
Salah satu pencetus
teori ini adalah Hugo Munsterberg, tertuang dalam bukunya, Psychology
and Industrial Effeciency yang terbit pada 1913, dan dinilai sebagai
rantai penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik.
3.
Teori
Modern
Teori organisasi
klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum
memuaskan untuk tuntunan manajemen modern. Banyak kelemahan dan
ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori
organisasi modern pada 1950.
Teori organisasi
modern ini kemudian dikenal dengan nama “Analisis Sistem” atau
“Teori Terbuka” yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan
dari berbagai unsur yang saling bergantung. Beberapa perbedaan
mencolok antara teori modern dengan teori klasik adalah sebagai
berikut :
1.
Teori
organisasi klasik menitikberatkan pada análisis dan deskripsi
sementara teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan
perancangan secara menyeluruh.
2.
Teori
organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan
vertikal, sementara teori organisasi modern cenderung horizontal,
dinamis, dan multidimensi.
Teori Organisasi
di Indonesia
Organisasi di
Indonesia tidak menekankan análisis dan deskripsi sendiri-sendiri.
Selain itu, konsep dinamis, horizontal dan multidimensi yang
ditujukkan sebagian besar organisasi di Indonesia semakin memperkuat
pandangan bahwa teori organisasi yang diterapkan di Indonesia lebih
banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern.
B.
Struktur
Organisasi
Struktur organisasi
adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.
Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang
berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada
itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi
pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi
dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi
diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur spesialisasi
kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi
dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Adapun
faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi sebagai berikut:
1.
Strategi
Organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi akan
menjelaskan bagaimana aliran wewenang dan saluran
komunikasi dapat disusun di antara para manajer
dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi,
sehingga bila strategi berubah maka struktur
organisasi juga berubah.
2.
Teknologi
yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan
untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan
bentuk struktur organisasi, sebagai contoh
perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi
industri massal akan memerlukan tingkat
standarisasi dan spesialisasi yanglebih tinggi
dibandingkan perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan
perubahan mode.
3.
Anggota
(karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi. Kemampuan mereka untuk bekerjasama
harus diperhatikan dalam merancang struktur
organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan
juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang
dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan
struktur organisasi seperti pelanggan, supplier dan sebagainya
perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
4.
Ukuran
organisasi besarnya organisasi secara keseluruhan maupun
satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur
organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih
bentuk struktur yang tepat.
Sedangkan
unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1.
Spesialisasi
kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas
individual dan kelompok kerja dalam organisasi
(pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas
tersebut menjadi satuan-satuan kerja
(departementalisasi)
2.
Standarisasi
kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan
organisasi untukmenjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan .
3.
Koordinasi
kegiatan menunjukan prosedur-prosedur
yangmengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja
dalam organisasi .
4.
Sentralisasi
dan desentralisasi pembuatan keputusan yangmenunjukan
lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
5.
Ukuran
satuan kerja menunjukan jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja.
1.
Pembagian
Kerja
Tujuan suatu
organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana
individu-individu tidak dapat mencapai sendiri. Kelompok
dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara koopeatif
dan dikoordinasikan hasil lebih daripada
dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut SYNERGY. Tiang
dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian
kerja (divisi of labor) yang memungkinkan Synergi terjadi.
Sebagai contoh,
pembagian kerja dalam team sepak bola : dimana ada
manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter
tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini
efektif karena hanya bila hanya komponen kecil dari
pekerjaan yang dilaksanakan kualifikasi personalia
yang rendah digunakan dan latihan jabatan lebih
mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang percuma
dari komponen pekerja yang besar diminimumkan. Lebih dari
itu pembagian pekerjaan mengarahkan
penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang
efisien untuk meningkatkan produktivitas.
Namun demikian,
beberapa penulis telah menunjukan adanya
konsekuensi-konsekuensi pada perilaku karyawan
sehubungan dengan pembagian kerja bila hal
ini dilaksanakan secara ekstrim ini akan
menimbulkan kebosanan keletihan, monoton dan kehilangan
motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan
dan bukan efisiensi.
Berikut ini ada
beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan
pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
1.
Pembagian
kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur,
barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2.
Pembagian
kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen
suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil
dan lainnya.
3.
Pembagian
kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan
secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan
dan sebagainya.
4.
Pembagian
kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi,
bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
5.
Pembagian
kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari
hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja
di dalam suatu organisasi, yakni:
Jumlah
unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari
organisasi tersebut.
Suatu
unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan
yang lainnya.
Pembentukan
unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat
lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun
hubungan kerja.
Secara
garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi
tersebut.
2.
Bentuk-Bentuk
Organisasi
Ada beberapa bentuk
berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim yang sudah
terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena
akan mengarahkan tim tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap
dalam bekerja. Pengambilan keputusan dalam sebuah tim bergantung pada
bagaimana cara tim tersebut akan bekerja bersama.
Ada 4 bagan struktur
organisasi menurut Henry G. Hodges, yaitu :
1.
Bentuk
Piramida,
merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, sederhana, jelas, dan
mudah dimengerti.
2.
Bentuk
Vertikal,
hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan kekuasaan.
3.
Bentuk
Horizontal,
aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
4.
Bentuk
Melingkar,
menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya.
Bentuk-bentuk
organisasi dibedakan atas :
1.
Organisasi
Fungsional
Suatu organisasi
dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para
pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
2.
Organisasi
Fungsional dan Garis
Bentuk organisasi
dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian
dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap
diserahkan kepada kepala bagian.
3.
Organisasi
Komite
Bentuk organisasi
dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara
kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau
board dengan pluralistik manajement.
4.
Organisasi
Garis dan Staff
Suatu bentuk
organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal.
Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak
mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.
5.
Organisasi
Matrix
Organisasi
dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para
spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari
bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan
suatu proyek yang harus diselesaikan.
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pengorganisasian
(Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang
ada. Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan
pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.
Saran